Minggu, 19 Juni 2011

STIMULASI KECERDASAN NATURALIS PADA GURU TAMAN KANAK-KANAK

Tanggal, 19 Juni 2011


TATIK MARYANA
090020081
Kelas D Semester IV


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan alam merupakan literatur yang penting untuk mengembangkan kemampuan anak. Melalui alam anak dapat mengembangkan bermain, berbicara, menggambar, melukis, mendengarkan, menulis dan berbagai nilai dan pengetahuannya (Dyson, dalam Britsch 2001). Anak-anak TK dapat menangkap perubahan alam melalui menggambar, berbicara maupun bahasa tulisnya Britsch (2001). Disamping itu anak melalui alam anak dapat mengembangkan kemampuan dan mengembangkan kemampuan dan keseimbangan motoriknya dengan cara bermain dilapangan terbuka (Fjortoft,2001). Dengan kemampuan tersebut anak akan tumbuh dan mengembangkan dirinya.
Kemampuan anak untuk berinteraksi dengan alam sering disebut dengan kecerdasan naturalis ini merupakan kemampuan mengenali, mengkategorikan dan berinteraksi dengan hewan atau tumbuhan dan lingkungan sekitar. Kecerdasan juga meliputi kepekaan pada fenomena alam, seperti cuaca, formasi awan dan gunung-gunung. Berbagai kegiatan yang termsduk dalam pengembangan kecerdasan naturalis pada anak antara lain :
1. Mengenali dan mengkategorikan flora dan fauna
a. Mengenalkan contoh-contoh flora dan fauna yang ada di sekeliling sekolah; anak dapat menyebutkan secara bergantian.
b. Bersama-sama dengan anak jalan-jalan disekitar sekolah dengan memperhatikan flora dan fauna yang ada.
c. Menyanyikan lagu yang bertema flora dan fauna
d. Menstimulasi angka untuk menyebutkan flora dan fauna yang diketahui dan menirukan atau menyebutkan sifatnya (gerakan, warna, suara khas).
e. Mengajarkan deklamasi yang bertema alam, flora dan fauna.
f. Guru memperdengarkan beberapa jenis bunyi/ gambar flora dan fauna.
2. memahami ketergantungan lingkungan
a. menjelaskan kegunaan air, udara, dan tanah.
b. Menceritakan dongeng yang bertema pentingnya ”keseimbangan ” dan rasa kasih sayang antara manusia, flora, fauna dan alam.
3. kepekaan pada fenomena alam
a. menstimulasi anak untuk melihat gejala alam yang saat itu terjadi; mendung, terang.
b. Menjelaskan mengapa terjadi perubahan alam, pagi-siang-malam.
c. Mencermati bersama keadaan di luar saat itu; mengenalkan awan, burung, langit.
d. Mengenalkan pemandangan ; gunung, pantai dengan menggunakan alat peraga.
4. sikap menyayangi flora dan fauna
a. Menstimulasi anak untuk menanam tanaman; eksperimen berkebun/ bertanam di pot, aquarium.
b. Mendongeng yang bertemakan pesan moral akan pentingnya menyayangi flora dan fauna.
c. Karya wisata; kebun binatang, taman/ kebun, tempat pemerahan susu sapi, pantai.
Kecerdasan naturalis merupakan bagian dari teori kecerdasan ganda (multiple intelegences) yang dicanangkan oleh Howard Gardner dari Harvard University pada tahun 1996. banyak para pendidik dan pemerhati pendidikan di berbagai belahan bumi menerapkan teori ini. Beberapa kelebihan yang dimiliki teori multiple intelegences menjadikannya ”pilihan” bagi para pendidik dalam menyikapi dan memfasilitasi setiap kecenderungan yang dimiliki anak.
Pusat Studi Anak Usia Dini, lembaga penelitian UNY. Pada tahun 2001 mulai merintis dengan mensosialisasi konsep multiple intellegencies (MI) di kalangan guru pendidikan pra sekolah, dilanjutkan dengan penelitian bersama sejumlah guru TK untuk mengamati anak dengan keragaman perilaku yang menggambarkan kecenderungan potensi salah satu atau beberapa kecerdasannya. Hal ini didukung oleh hasil survey yang dilakukan Ayriza,dkk (2002), yang menunjukkan bahwa 87,1% guru Taman Kanak-kanak di jogyakarta belum memahami konsep multiple intelegences. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa kecerdasan naturalis tampak sedikit sekali terstimulasi dalam program kegiatan sekolah. Ada beberapa hal yang mungkin saja jadi penyebabnya, : pertama, kegiatan belajar yang memang tidak diarahkan untuk mengaktualisasikan kecerdasan tersebut, kedua, adalah kekurang pahaman dan kekurang cermatan para guru dalam menangkap berbagai fenomena alam di lingkungan sekitar, sehingga belum tertuang dalam program kegiatan belajar. Ketiga, sarana dan prasarana yang kurang mendukung. Anak-anak sering terhalang keinginannya untuk mengamati alam karena dilembaga tersebut tidak menyediakan metode atau kegiatan observasi alam sekitar.
Berbagai kegiatan yang telah terlaksana disekolah kiranya perlu diperkaya dengan mengenalkan kecerdasan naturalis peda guru dan melatih guru untuk menstimulasi kecerdasan naturalis yang sampai saat ini kurang terfasilitasi dalam program kegiatan pendidikan di pra sekolah. Beberapa kegiatan program belajar yang menstimulasi beberapa aspek kecerdasan juga ada yang banyak muncul, namun hal tersebut belum sepenuhnya disadari oleh guru padahal inti dari pendidikan adalah merupakan proses kegiatan yang melibatkan kesadaran penuh bagi pihak yang melakukan.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian tindakan atas Action Research di atas dapat di identifikasikan rumusan masalah sbb:
1. Apakah para guru TK telah memahami adanya kecerdasan ganda untuk mengakomodasikan kecerdasan naturalis dalam program kegiatan pembelajaran.
2. Apakah para guru TK dapat mengaplikasikan stimulasi kecerdasan naturalis dalam kegiatan pembelajaran.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan-batasannya tentang objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengakomodasi kecerdasan naturalis dalam program kegiatan pembelajaran melalui pemahaman adanya kecerdasan ganda.
2. Mengaplikasikan stimulasi kecerdasan naturalis dalam kegiatan pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran di TK, terutama pada pembelajaran kecerdasan naturalis yang di anggap penting dan peranannya yang cukup besar dalam hal meningkatkan pemahaman, keaktifan/ response dan kretivitas siswa dalam pembelajaran di TK.
Oleh karena itu guru dapat menerapkan, mengaplikasikan stimulasi kecerdasan naturalis pada semua bidang pengembangan yang ada dengan menyesuaikan kondisi di lingkungan alam sekolah yang ada.


2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini memberikan masukan kepada guru agar dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran di TK dengan menggunakan stimulasi kecerdasan naturalis, praktis bagi para guru TK yang menjadi objek penelitian diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan pengalaman mengenai pembelajaran yang menggunakan stimulasi kecerdasan naturalis .


BAB II
LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dikemukakan tinjauan pustaka, tinjauan teori, kerangkan pemikiran dan hipotesis.
 Tinjauan pustaka merupakan uraian sistimatis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu dan ada hubungan dengan penelitian yang akan dilakukannya.
 Tijauan teori ini yang akan dipaparkan adalah stimulasi kecerdasan naturalis pada guru TK dalam pembelajaran di TK.
 Kerangka berpikir berisi konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang telah dilakukan.

A. Tinjauan Pustaka
Stimulasi artinya rangsangan yang diberikan dalam berbagai bentuk, oleh kaena itu sejak dini anak harus diberikan berbagai ilmu. Mendidik anak usia dini ibarat membentuk ukiran di batu yang tidak akan mudah hilang, bahkan akan membekas selamanya. Artinya Pendidikan Anak Usia Dini akan sangat membekas hingga anak dewasa dan menjadi dasar pendidikan anak selanjutnya. Keberhasilan Pendidikan Anak Usia Dini ini sangat berperan besar bagi keberhasilan anak dimasa-masa selanjutnya.
Kecerdasan naturalis merupakan bagian dari teori kecerdasan ganda (multiple intellegencies) yang dicanangkan oleh Howard Gardner dari Harvard University pada tahun 1996. kemampuan anak untuk berinteraksi dengan alam sering disebut dengan kecerdasan naturalis. Kecerdasan naturalis ini merupakan kemampuan mengenali, mengkategorikan dan berinteraksi dengan hewan atau tumbuhan dan lingkungan sekitar,serta kepekaan pada fenomena alam seperti cuaca, formasi awan dan gunung-gunung.
Guru TK termasuk pendidik Anak Usia Dini adalah profesional yang butuh merencanakan, melaksanakan proses pembelajarandan memiliki hasil pembelajaran serta melakukan pembelajaran, pengasuh dan melindungi anak didik, peranan Diknas RI th 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini

B. Tinjauan Pustaka
Informasi tentang kemajuan dan hasil belajar dalam penguasaan kompetensi yang diperoleh dengan melakukan penilaian . penilaian atau evaluasi adalah untuk suatu proses membuat keputusan yang digunakan untuk menentukan kualitas atau nilai sebuah unjuk kerja/ perbuatan, hasil proses atau aktivitas (Robert L. Ebel & David A. Forisbie, 1986 ; 29) H.Erman (2003 ; 1) menjelaskan bahwa evaluasi disebut juga asesmen (asesment) yaitu suatu proses untuk menentukan efisiensi dan efektifitas kegiatan pembelajaran.
Evaluasi selama pembelajaran berlangsung disebut evaluasi proses dan evaluasi setelah pembelajaran disebut evaluasi produk. Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu terhadap seluruh aktivitas siswa dan juga guru. Evaluasi dapat juga berfungsi bagi guru dan siswa, sebagai perbaikan sajian / cara mengajar bagi guru dan perbaikan cara belajar bagi siswa.

C. Kerangka Berpikir
Salah satu orientasi penilaian di TK adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran (pedoman penilaian TK, 2004).
 Tinjauan penilaian di TK adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik selama mengikuti pendidikan.

 Fungsi penilaian di TK
1) Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran.
2) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak didik agar fisik maupun psikisnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
3) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
4) Memberikan informasi kepada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolah.
5) Sebagai informsai bagi orang tua untuk melakasanakan pendidikan keluarga yang sesuai dan terpadu dengan upaya sekolah.
6) Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selajutnya terhadap anak didik.
 Ruang lingkup penilaian
1) Bidang pengembangan pembiasaan meliputi nilai-nilai agama, moral, sosial-emosional dan kemandirian.
2) Bidang pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan bahasa, kognitif, fisik motorik, dan seni.
 Prinsip-prinsip penilaian
1) Sistematis
Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram dengan baik.
2) Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek perkembangan anak baik moral dan nilai-nilai agama, sosia-emosional, kemandirian, kognitif, fisik motorik, seni dan bahasa.
3) Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
4) Obyektif
Penilaian dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan sebagaimana adanya.
5) Mendidik
Proses dan hasil penilaiandapat dijadikan dasar untuk memotovasi, mengembangakan dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
6) Kebermaknaan
Hasil penilaian harus bermanfaat bagi guru, orang tua, anak didik dan pihak lain.
 Alat dan cara penilaian
1) Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data/ informasi melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Agar obervasi lebih terarah maka diperlukan pedoman obervasi yang dikembangkan oleh guru dengan mengacu pada indikator yang telah ditetapkan. Contoh pedoman obervasi diberikan di lampiran.
2) Catatan anekdot (anecdotal record)
Catatan anekdot adalah catatan tentang sikap dan perilaku anak secara khusus (peristiwa yang terjadi secara insidental/ tiba-tiba).
3) Percakapan
Percakapan adalah cara penilaian yang dilakukan melalui bercakap-cakap antara anak didik dengan guru baik didalam kelas maupun diluar kelas.

4) Penugasan
Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok.
5) Unjuk kerja
Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut anak didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olah raga, memeperagakan sesuatu.
6) Hasil karya
Hasil karya adalah hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni.

 Catatan:
Data penialaian dengan berbagai alat dan cara tersebut diatas dikumpulkan dan didokumentasikan dalam bentuk portofolio. Berdasarkan data tersebut guru melakukan analisis untuk memperoleh kesimpulan tentang gambaran akhir perkembangan anak berdasarkan semua indikator yang telah ditetapkan setiap semester.

D. Hipotesis
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka dan kerangka berpikir tersebut maka dapat di rumuskan hipotesis sbb :”stimulasi kecerdasan naturalis pada guru TK”.





BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dimana guru sebagai peneliti, sehingga dipilihnya lembaga TK, pad penelitian ini dengan alasan karena peneliti adalah guru TK dan maresakan betul adanya masalah dalam pembelajaran di TK dan berusaha memberikan tindakan pemecahannya.
B. Tempat dan Waktu
1. Tempat pemeliharaan
Tempat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian adalah Tman Kanak-kanak negeri pembina, TK Nitikan dan TK Sultomi daerah yogyakarta.
2. Waktu pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada semeter II tahun ajaran 2005-2006.

C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru pada sekolah yang berasal dari TK pembina, TK Nitikan dan TK Sultomi daerah yogyakarta. Subyek yang di
Pilih ini berdasarkan peneliti terdahulu (Farida Agus Setiowati) dengan maksud melanjutkan hasil penelitian terdahulu.

D. Tehnik Pengumpulan
Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Observasi dan catatan lapangan di gunakan untuk mengungkap data secara deskriptif, pelaksanaan tindakan dalam program kegiatan pembelajaran.
Dokumentasi dilakukan untuk mengungkap tingkat penguasaan pengimplementasian konsep multiple intelegences tersebut dalam program kegiatan pembelajaran.

E. Tehnik Analisis Data
Tehnik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Tehnik ini digunakan dalam rangka menggambarkan tingkat ketepatan pengimplementasian konsep multiple intelegences dalam program kegiatan pembelajaran sesudah pelaksanaan tindakan. Analisis deskriptif kualitatif juga dilakukan untuk menggambarkan bagaimanakah pelaksanaan tindakan dilakukan dikelas.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menjaga validitas isi, berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan 2 situs yaitu mengkaji latar atau setting stimulasi dengan kecerdasan naturalis.

G. Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terjadi dari berbagai sumber yaitu dari observasi dan wawancara, dokumentasi dalam bentuk catatan lapangan dan angket. Data kuantitatif dalam bentuk angka sebagai data statistik yang diperoleh dari angket dan nilai PBM dapat di analisis secara deskriptif dalam bentuk prosentase, mean, frekwensi, tabel dan grafik yang menunjukkan kecenderungan tinggi rendahnya stimulasi kecerdasan naturalis guru TK.
Data kualitatif yang berupa kata-kata dan tindakan, menggambarkan aktivitas guru, siswa pandangan siswa dan kemampuan perkembangan anak didik (pembiasaan, berbahasa, kognitif, fisik motorik dan seni) dianalisis dengan menggunakan model analisis dari Miles dan Huberman, moleong (2005; 307-308) menjelaskan bahwa model analisis data dari miles dan Huberman di daerah pada pandangan paradigmanya yang positivisme yang dilakukan pada penelitian lapangan apakah satu atau lebih dari satu situs. Pada penelitian ini pengumpulan datanya menggunakan dua situs yaitu mengkaji latar atau setting tinggi rendahnya atimulasi dan kecerdasan naturalis pada guru TK Negeri Pembina, TK nitikan dan TK Sultomi yogyakarta tahun ajaran 2005-2006 semester II.
Kemudian diadakan pemetaan atau deskripsi data ke dalam bentuk matrik. Proses analisis data menggunakann model Miles dan Huberman 1984b ; 21-2 dalam David Hopkins (1993 ; 159) sbb:
a. Mereduksi data : proses menyeleksi, memperhatikan / fokus, menyederhanakan, meringkas dan mengubah data mentah ke dalam tulisan atau catatan.
b. Menunjukkan data : menganalisis aktivitas dengan menunjukkan kumpulan informasi, yang memungkinkan dapat menggambarkan kesimpulan dan melakukan tindakan.
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi atau pembuktian data, agar kebenaran dapat dipertanggung jawabkan. Validasi data dalam penelitian ini menggunakan trigulasi. Trigulasi (trigulation) merupakan tehnik yang dipopulerkan oleh Jhon Eliot dan Clem Adelman saat mereka bekerja pada Ford Teaching Project (David Hopkins, 1993 : 152), suatu tehnik segitiga yang mempertentangkan persepsi seseorang pelaku dalam situasi tertentu dengan aktor-aktor lain dalam situasi itu, sehingga diperoleh kesimpulan yang objektif, seperti situasi guru mengajar dan belajar siswa dimonitoring dengan catatan lapangan hasil analisis dokumen, catatan lapangan hasil observasi dengan catatan lapangan hasil wawancara. Ketiga pendapat dipertimbangkan sebagai masukan sehingga diperoleh data yang relevan dengan situasi mengajar. Interpretasi atau penafsiran data dilakukan dengan cara mengaplikasikan teori yang dianut dalam kerangka berpikir pada penelitian ini dengan praktek sehari-hari atau dengan penilaian guru. Tindakan selanjutnya adalah melakukan pengembangan perbaikan pembelajaran yang dimonitor dengan tehnik-tehnik dalam PTK.

H. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Secara umum guru TK Negeri Pembina, TK Nitikan dan TK Sultoni telah memakai konsep tentang kecerdasan naturalis, hal ini tampak dari rencana kegiatan mengajar yang dibuat guru sebelum memberi pembelajaran pada anak didik. Guru juga secara umum sudah mengimplikasikan konsep kecerdasan naturalis ini dalam kegiatan pembelajaran bentuk-bentuk stimulasi terhadap beberapa aspek kecerdasan naturalis yang sudah di stimulasi guru pada masing-masing TK tempat penelitian dilaksanakan dapat diterangkan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Bentuk stimulasi kecerdasan naturalis pada TK TK Nitikan dan TK Sultoni.

No
Bentuk Stimulasi guru
TK
Pembina
TK ABA
Nitikan
TK
Sultoni
1
Mengamati benda hidup dilingkungan sekitar
2
Menjelaskan manfaat/kegunaan benda-benda di alam


3
Mengenal binatang

4
Mengenal pohon/tanaman

5
Mengenal macam-macam sayuran

6
Meniru gerak binatang


7
Meniru suara binatang


8
Menyebut sifat binatang

9
Meniru gambar binatang


10
Menyebut ciptaan Tuhan



Dari tabel tersebut diketahui bahwa diantara sepuluh wujud stimulasi, hanya satu wujud yang digunakan di ketiga TK. Yakni mengamati benda hidup atau alam sekitar. Stimulasi yang lain bahkan hanya digunakan di suatu TK, yakni menyebut benda-benda alam, menjelaskan manfaat benda alam, menjelaskan banda alam, meniru suara binatang, meniru gambar binatang. Kecuali menjelaskan manfaat benda alam, stimulasi naturalis umumnya munsul dalam wujud pengenalan dan imitasi, baik dalam wujud gerak, bunti, maupun bgambar.
Bentuk stimulasi naturalistik masih berfokus pada flora (tumbuhan, sayuran, pohon) dan fauna (mengenal binatang, menirukan gerak, suara, menyebut sifat/ciri dan menggambarkannya) TK ABA nitikan terlihat relatif lebih aktif menstimulasi kecerdasan ini, yakni delapan benmtuk. TK Sulthoni hanya memunculkan tiga bentuk dan TK pembina memunculkan enam bentuk. Wujud stimulasi berupa pemanfaatan flora untuk materi yang mendukung stimulasi kecerdasan yang lain belum muncul.
Berdasarkan stimulasi yang diberikan oleh guru menunjukkan bahwa siswa tampak senang dan bersemangat mengikuti kegiatan yang mengembangkan kegiatan naturalis. Kegiatan yang mengembangkan kecerdasan naturalis ini dilakukan baik didalam kelas maupun diluar kelas. Kegiatan yang dilakukan dikelas antara : menyebut ciptaan Tuhan, mengenal binatang, mengenal pohon/tanaman, mengenal macam-macam sayuran, meniru gerak binatang, meniru suara binatang, menyebut sifat binatang, menggambar binatang, menjelaskan manfaat/kegunaan benda-benda di alam. Sedangkan kegiatan yang dilakukan diluar adalah mengamati benda hidup/ lingkungan sekitar, menyebut ciptaan Tuhan, mengenal binatang, mengenal pohon/tanaman, mengenal macam-macam sayuran, meniru gerak binatang, meniru suara binatang, menyebut sifat binatang, menggambar binatang, menjelaskan manfaat/kegunaan benda-benda di alam.
Pada saat kegiatan dilakukan diluar kelas menunjukkan bahwa anak-anak tampak lebih semangat dibandingkan kegiatan didalam kelas. Anak-anak menunjukkan rasa senang karena dapat melihat berbagai binatang, tumbuhan ataupun benda lain secara langsung. Anak-anak juga tampak lebih aktif dengan memberi berbagai pertanyaan pada guru apabila mereka menemukan berbagai benda, baik benda hidup atau benda mati yang belum diketahui. Meskipun kegiatan diluar kelas memunculkan semangat, rasa senanga dan keaktifan pada anak, namun anak-anak juga cenderung mudah untuk beralih perhatian dari stimulasi guru apabila melihat fenomena lain yang lebih menarik.



PENUTUP

Berdasar temuan penelitian ini menunjukkan bahwa upaya guru untuk menstimulasi kecerdasan naturalis sudah muncul. Meskipun demikian upaya tersebut belum secara maksimal dalam memanfaatkan alam sebagai sumber pembelajaran. Misalnya dalam mengenalkan benda-benda di alam selain binatang dan tumbuhan, misalnya : batu-batuan, udara, air, langit, bintang-bintang dsb. Kegiatan yang dilakukan juga terbatas pada taraf untuk mengajak anak mengenali atau memahami sesuatu. Upaya untuk mengembangkan kemampuan berfikir lebih lanjut, seperti membandingkan besar-kecilnya hewan/tumbuhan, menghitung biji-bijian, mengelompokkan berbagai warna daun, dan mengurutkan ukuran ranting dsb. Belum muncul dalam kegiatan pembelajaran.


















DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, T. 2002 setiap Anak cerdas : Panduan Membantu Anak Belajar Dengan Memanfaatkan Multiple intellegencies-nya. (alih bahasa : Buntaran,R)jakarta :PT.Gramedia Pustaka Utama

Amstrong, T. 2002 7 kinds of Smart : Menemukan Dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple intellegencies (alih bahasa : Hermaya)jakarta :PT.Gramedia Pustaka Utama

Amstrong, T. 2003 Sekolah Para Juara Multiple intellegencies Di Dunia Pendidikan (Alih Bahasa : Muntaro, Yudi) Bandung : Kaifa.

Amstrong, T. 2002 Penjajakan Pemahaman Dan Pelaksanaan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Multiple intellegenciesdi Lembaga-Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. laporan penelitian Yogjakarta : Lemlit UNY

Britsch, S.J. 2001. Emergent Environmental Literacy in the Nonnarrative Composition of Kindergarten Children. Early Chilthood Education Journal, Vol 28. No.3

Campbell, D.T & Stanley, J.C. 1963. Experimental and Quasi Experimental Design for research. Chicago : Rand Mc Nally Co.

Champbell, L Campbell, Bermain & Dickson, Dengan 2002 Multiple intellegencies: Metode Terbaru Melesatkan Konstruktivisme : (penerjemah : Tim Inisiasi). Jakarta : Inisisasi Press.

Depdiknas, balitbang 2003. Kurikulum berbasis kompetensi untuk anak usia dini. Jakarta : Pusat Kurikulum, Balitbang, Depkdiknas.

Fjortoft, I 2001. The natural Environment as aPlayground for Children : the impact of Outdoor Play Activities in Pre-Primary Scholl Children. Esrly Chilthhood Education Journal, Vol 29. No 2.

Gardner, H 2003 Multiple intellegencies : Kecerdasan Majemuk Dalam Praktek (alih bahasa Sindro A). Batam : Interaksara.

Kurikulum 2004
Departemen Pendidikan Nasional
Jakarta 2004

Peraturan Mentri Penndidikan Nasional
Republik Indonesia
Tentang
Standar pendidikan anak usia dini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar